Harianto di Jakarta

08 Mar 2019

Sukhī hontu,

Berawal dari menjalankan amanat seorang bhikkhu dari Kanada yang sudah saya anggap sebagai guru, di mana saat itu saya pertama kali mengunjungi DBS untuk mengambil buku beliau yang pernah diajukan untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Akan tetapi hal tersebut belum membuat saya belajar di DBS.

Kemudian ada seorang kalyāṇamitta yang sudah saya kenal cukup lama, dia sungguh rajin belajar Abhidhamma walau hanya melalui video-video yang diunggah oleh DBS ke Youtube, dan semenjak dia mengenal dan belajar Abhidhamma, dia menjadi cukup ‘berbeda’ dalam hal sudut pandang dan gaya berbahasa.

Dia selalu mendorong saya untuk ikut belajar, saya pun menjadi penasaran dengan apa yang bisa membuatnya ‘berubah’. Lalu pada akhir tahun 2017, saya mulai mengikuti kelas Abhidhamma yang dibimbing langsung oleh Ashin Kheminda, walaupun saya sudah ‘tertinggal’ cukup jauh dari materi pembelajaran, namun apa yang dibabarkan oleh beliau sangat menarik bagi saya. Apa yang saya dengar adalah Dhamma yang bukan hanya membicarakan sebatas sudut pandang kehidupan sehari-hari, tetapi Dhamma yang menjelaskan dan membongkar sifat kehidupan yang sesungguhnya sampai ke bagian terkecilnya.

Saya pribadi sangat mengagumi Ashin Kheminda yang sudah rela mengabdikan waktu dan tenaga beliau selama ini untuk terus mengajar Tipiṭaka, serta berani memperkenalkan aṭṭakathā & ṭīkā yang sejatinya sangat membantu para murid untuk dapat memahami Dhamma dengan lebih komprehensif.

Semoga cara pengajaran ini bisa menjadi ‘warna’ baru untuk mendukung kemajuan agama Buddha di Indonesia, bukan semata-mata untuk itu saja, tetapi juga untuk memberikan pemahaman yang baik dan benar tentang Ajaran Guru Agung, Buddha Gotama.

Sādhu..Sādhu..Sādhu..

Posting Serupa